aku teringat celotehan seorang temanku tentang spuit saat praktikum pengambilan darah
"eh, tau nggak tau nggak?? ngambil darah itu rasanya sama loh kayak jatuh cinta, terkadang ada rasa bahagia dan terkadang ada rasa sakitnya, tapi kita harus siap dengan kedua rasa itu. . .karena cepat atau lambat kita akan merasakan keduanya setelahnya"
dan aku pun hanya menanggapinya dengan tertawa
aku tak percaya. . .
namun, setelah ku pikir-pikir "iya yaaa. . .rasanya mirip" hihihi ^^
sedikit banyak aku memang harus mengakui bahwa aku takut dengan jarum suntik
tapi, aku mencoba melawan rasa takut itu. mencoba bersikap biasa dan mencoba berkata "ah, jarumnya kecil kok, tubuhku masih punya hemoestasis yg cukup kuat untuk mentolerir itu semua"
dan akhirnya, aku membiarkan jarum kecil itu menusukku.sakit memang rasanya, tapi setelah semua proses penyuntikan itu selesai ada rasa kepuasan tersendiri bahwa "oh, ternyata begitu rasanya. tak sesakit yang mereka ceritakan jika diri kita sendiri mengikhlaskannya"
sama seperti pertama kali aku mengenal sesuatu yang dinamakan cinta
dan memang aku juga harus mengakui bahwa aku takut merasakan cinta
dan sepertinya aku melakukan hal yang sama saat aku merasakan cinta itu dulu.
aku mencoba melawan rasa takut itu. mencoba bersikap biasa dan mencoba berkata "ah, cuma dia kok, aku masih punya hati yg cukup kuat untuk mentolerir itu semua"
akhirnya, aku membiarkan cinta itu masuk dalam hidupku. merasakan hal yang belum pernah kurasakan sebelumnya. dan luka itu hadir. . .
sakit memang rasanya, tapi setelah semua proses itu selesai ada sensasi tersendiri yang menggelitikku dan membuat aku berkata "oh, ternyata begitu rasanya. tak sesakit yang mereka ceritakan jika diri kita sendiri mengikhlaskannya"
aku yang memilih jarum suntik itu menusuk kulitku atau tidak
dan aku juga yang memilih cinta itu hadir di hidupku atau tidak
ketika aku sudah memilih, otomatis aku juga harus menerima semua konsekuensi atas pilihanku itu
termasuk rasa sakit yang mungkin akan terasa setelahnya
namun, rasa sakit itu hanya akan terus menyakitimu jika kau terus dan masih saja terus memikirkannya
alihkan pikiranmu agar tak terfokus pada rasa sakit itu. . .ikhlaskan, semua itu terjadi juga atas persetujuan hatimu kan??
belajarlah bertanggungjawab atas pilihan yang kau ambil
dan pasti kau akan banyak belajar dari itu semua ^^
"eh, tau nggak tau nggak?? ngambil darah itu rasanya sama loh kayak jatuh cinta, terkadang ada rasa bahagia dan terkadang ada rasa sakitnya, tapi kita harus siap dengan kedua rasa itu. . .karena cepat atau lambat kita akan merasakan keduanya setelahnya"
dan aku pun hanya menanggapinya dengan tertawa
aku tak percaya. . .
namun, setelah ku pikir-pikir "iya yaaa. . .rasanya mirip" hihihi ^^
sedikit banyak aku memang harus mengakui bahwa aku takut dengan jarum suntik
tapi, aku mencoba melawan rasa takut itu. mencoba bersikap biasa dan mencoba berkata "ah, jarumnya kecil kok, tubuhku masih punya hemoestasis yg cukup kuat untuk mentolerir itu semua"
dan akhirnya, aku membiarkan jarum kecil itu menusukku.sakit memang rasanya, tapi setelah semua proses penyuntikan itu selesai ada rasa kepuasan tersendiri bahwa "oh, ternyata begitu rasanya. tak sesakit yang mereka ceritakan jika diri kita sendiri mengikhlaskannya"
sama seperti pertama kali aku mengenal sesuatu yang dinamakan cinta
dan memang aku juga harus mengakui bahwa aku takut merasakan cinta
dan sepertinya aku melakukan hal yang sama saat aku merasakan cinta itu dulu.
aku mencoba melawan rasa takut itu. mencoba bersikap biasa dan mencoba berkata "ah, cuma dia kok, aku masih punya hati yg cukup kuat untuk mentolerir itu semua"
akhirnya, aku membiarkan cinta itu masuk dalam hidupku. merasakan hal yang belum pernah kurasakan sebelumnya. dan luka itu hadir. . .
sakit memang rasanya, tapi setelah semua proses itu selesai ada sensasi tersendiri yang menggelitikku dan membuat aku berkata "oh, ternyata begitu rasanya. tak sesakit yang mereka ceritakan jika diri kita sendiri mengikhlaskannya"
aku yang memilih jarum suntik itu menusuk kulitku atau tidak
dan aku juga yang memilih cinta itu hadir di hidupku atau tidak
ketika aku sudah memilih, otomatis aku juga harus menerima semua konsekuensi atas pilihanku itu
termasuk rasa sakit yang mungkin akan terasa setelahnya
namun, rasa sakit itu hanya akan terus menyakitimu jika kau terus dan masih saja terus memikirkannya
alihkan pikiranmu agar tak terfokus pada rasa sakit itu. . .ikhlaskan, semua itu terjadi juga atas persetujuan hatimu kan??
belajarlah bertanggungjawab atas pilihan yang kau ambil
dan pasti kau akan banyak belajar dari itu semua ^^