setelah aku pikir semuanya sudah cukup
setelah aku pikir kita sudah sama-sama dewasa untuk mengetahui mana yg salah dan mana yang benar
setelah aku pikir semangatmu tentang "keep istiqomah" benar-benar terpatri dalam hati
aku kembali fokus pada diriku
tapi tiba-tiba aku kecewa
ada yg sakit rasanya didalam sini
semacam dyspneu (sesak) yang belum ku tahu mekanismenya
maafkan aku yang terlalu fokus pada diriku dan tak terlalu memperhatikanmu lagi
mungkin kali ini aku benar-benar harus berjalan sendiri sahabatku :')
tapi tak mengapa, aku masih punya Allah
jangan khawatir, aku baik-baik saja disini
mungkin sebaliknya aku yang harus bertanya
"apakah kau baik-baik saja?? apakah kau bahagia??"
sepertinya aku harus benar-benar bertanya hal itu secepatnya
karena aku melihat cahaya matamu sedikit meredup
aku tahu, redupnya cahaya matamu karena kau takut
takut, karena kau tahu bahwa ini bukan jalanmu. . .
aku takkan pernah marah
karena aku pun tahu hal itu terjadi juga karena kesalahanku
karena aku terlalu sibuk memikirkan diriku sendiri
maaf. . .
setelah aku pikir kita sudah sama-sama dewasa untuk mengetahui mana yg salah dan mana yang benar
setelah aku pikir semangatmu tentang "keep istiqomah" benar-benar terpatri dalam hati
aku kembali fokus pada diriku
tapi tiba-tiba aku kecewa
ada yg sakit rasanya didalam sini
semacam dyspneu (sesak) yang belum ku tahu mekanismenya
maafkan aku yang terlalu fokus pada diriku dan tak terlalu memperhatikanmu lagi
mungkin kali ini aku benar-benar harus berjalan sendiri sahabatku :')
tapi tak mengapa, aku masih punya Allah
jangan khawatir, aku baik-baik saja disini
mungkin sebaliknya aku yang harus bertanya
"apakah kau baik-baik saja?? apakah kau bahagia??"
sepertinya aku harus benar-benar bertanya hal itu secepatnya
karena aku melihat cahaya matamu sedikit meredup
aku tahu, redupnya cahaya matamu karena kau takut
takut, karena kau tahu bahwa ini bukan jalanmu. . .
aku takkan pernah marah
karena aku pun tahu hal itu terjadi juga karena kesalahanku
karena aku terlalu sibuk memikirkan diriku sendiri
maaf. . .